Belajar Menggunakan Multimeter

Respons: 3 comments

http://sambores.blogspot.com/

REF#3

Seperti yang kita ketahui multimeter adalah alat ukur untuk mengukur arus listrik, tegangan, dan resistansi. Multimeter ada dua, yaitu multimeter analog dan digital. Tentu multimeter analog dapat mengukur lebih akurat dan lebih mudah digunakan daripada muleti meter analog.Banyak orang yang masih merasa bingung dalam menggunakan alat tersebut dikarenakan buku panduan yang disertakan dalam pembelian terlalu simpel ataupun masih menggunakan bahasa inggris atau bahasa cina. Berikut artikel yang saya ambil tentang bagaimana cara menggunakan alat multimeter
Bentuk dari multimeter analog yang sering kita lihat adalah seperti yang ada disamping

Cara menggunakan Multimeter:
Mengukur tegangan DC
    • Atur Selektor pada posisi DCV.
    • Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
    • Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
    • Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.
    • Baca hasil ukur pada multimeter.

      Mengukur tegangan AC
        • Atur Selektor pada posisi ACV.
        • Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
        • Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
        • Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
        • Baca hasil ukur pada multimeter.
          Mengukur kuat arus DC
            • Atur Selektor pada posisi DCA.
            • Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
            • Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
            • Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
            • Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
            • Baca hasil ukur pada multimeter.
                Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap
                • Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
                • Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
                • Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur
                • Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
                • Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor.
                  Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)
                    • Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
                    • Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
                    • Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
                    • Hubungkan kedua probe multimeter pada jedua ujung resistor boleh terbalik.
                    • Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.
                      Mengecek hubung-singkat / koneksi
                      • Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
                      • Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).
                      • Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek koneksinya.
                      • Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan maka semakin baik konektivitasnya.
                      • Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau terminal tersebut putus.
                       Mengecek diode
                        • Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
                        • Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
                        • Hubungkan probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
                        • Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan menyala.
                        • Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti dioda baik, jika tidak menunjuk berarti dioda rusak putus.
                        • Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada katoda.
                        • Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti dioda baik, jika bergerak berarti dioda rusak bocor tembus katoda-anoda.
                            Mengecek transistor NPN
                            • Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
                            • Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
                            • Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
                            • Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
                            • Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
                            • Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
                            • Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
                            • Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
                            • Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
                            • Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
                            • Hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
                            • Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
                            • Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak diperlukan.
                                Mengecek transistor PNP
                                • Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
                                • Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
                                • Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
                                • Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
                                • Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor.
                                • Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
                                • Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
                                • Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
                                • Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
                                • Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
                                • Hubungkan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
                                • Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
                                • Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.
                                    Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko)
                                  • Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
                                  • Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko diatas 100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF.
                                  • Hubungkan probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-) elko.
                                  • Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai elko) lalu kembali ke posisi semula.
                                  • Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor.
                                  • Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar.
                                  Description: Belajar Menggunakan Multimeter Rating: 3.5 Reviewer: SAMBORES ItemReviewed: Belajar Menggunakan Multimeter

                                  3 comments:

                                  1. Ini yang saya cari makasih ya bermanfaat nih.. Oke lanjutkan pembelajaranya dari tahap ke tahap.

                                    ReplyDelete
                                  2. Makasih sangat bermanfaat nih, kalo bisa tolong dong posting lagi tentang dasar-dasar elektronika seperti pengenalan pada suatu komponen contohnya Capasitor mkm, mkt, elco, tantalum, etc. Dan komponen lainya juga.

                                    ReplyDelete

                                  Terima Kasih Atas Komentar Anda

                                  Copyright © Bengkel SMK berbagi informasi dan tutorial

                                  Designed By: Habib Blog